Artikel

25JAN2015

Menko Kemaritiman dan Gubernur Buka Forum Rektor Indonesia Tahun 2015

Medan, 24/1 - Hampir Seluruh dan Direktur dari berbagai Universitas dan Sekolah Tinggi di Indonesia hadir dan berpartisipasi dalam Forum Rektor Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Sumatera Utara (USU) Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, 23-25 Januari 2015. Acara dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc bersama Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho, ST, M.Si di Auditorium USU, Sabtu (24/1) dengan mengusung tema "Menegakkan Kedaulatan Indonesia Sebagai Negara Kepulauan Menuju Negara Maritim yang Bermartabat".

Hadir dalam kegiatan tersebut Menteri PPN/ Kepala BAPPENAS Dr. Drs. Andrinof Achir Chaniago, M.Si selaku Pembicara Kunci, Mewakili Menristek DIKTI Direktur Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Dr. Ir. Illah Sailah, MS, Wakil Gubernur Sumut Ir. Tengku Erry Nuradi, M.Si, Ketua Forum Rektor Indonesia Periode 2014 Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, Rektor USU yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia Periode 2015 Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H.MSc(CTM) SpA(K) dan para peserta Forum Rektor Indonesia.

Menko Bidang Kemaritiman Dwisuryo Indroyono Soesilo yang juga menjadi pembicara kunci dalam acara tahunan para rektor tersebut menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Konvensi Kampus XI dan temu Tahunan XVII Forum Rektor Indonesia tahun 2015 dengan mengangkat tema Menegakkan Kedaulatan Indonesia Sebagai Negara Kepulauan Menuju Negara Maritim yang Bermartabat yang dapat memberikan kontribusi terbaiknya pada negara dan bangsa.

Apalagi, tahun 2014 merupakan tahun bahari dimana sektor kemaritiman menjadi sektor utama dalam pembangunan nasional yang ditekankan Presiden Ir. Joko Widodo. Para pemimpin negeri ini, kata Menko Kemaritiman, adalah hasil perguruan tinggi, untuk itulah tugas perguruan tinggi untuk ikut serta dan berperan memberikan kontribusi ke arah yang lebih baik.

"Mahasiswa yang sekarang ini nantinya mereka kedepan yang akan memegang republik ini. Untuk itu, tugas perguruan tinggi mempersiapkan mereka ke arah yang lebih positif," ujarnya kepada wartawan.

Menurutnya masyarakat Indonesia sudah menjadi satu dari 7 Raksasa dunia dibidang ekonomi maka persiapannya dari sekarang. "Nah inilah tugas berat para pemimpin perguruan tinggi," katanya.

Kita, lanjutnya, punya 30 tahun lagi dari sekarang untuk membangun kemaritiman. "Jadi mahasiswa-mahasiswa inilah yang 30 tahun kedepan tahun 2045 yang mengendalikan republik ini," tekannya lagi.

Gatot dalam kesempatan yang sama juga mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih karena Kota Medan, tepatnya di USU dijadikan tempat Forum Rektor Indonesia dan dengan hadirnya para rektor seluruh Indonesia ini menjadi spirit untuk USU.

"Seperti kata Motivator DR. HC. Ary Ginanjar Agustian saat memberikan pencerahan dengan tema Revolusi Mental menunjang Indonesia Emas, maka ditangan Rektorlah akan lahir generasi emas Indonesia yang akan mengisi Indonesia emas kedepan," ujarnya.

Mudah-mudahan, lanjutnya, kegiatan ini ini menjadi catatan bagi Provinsi Sumut, dan berharap dalam pertemuan tersebut akan ada rekomendasi-rekomendasi tingkat pusat dan rekomendasi tingkat provinsi serta kabupaten/kota. Apalagi, Sumut adalah Provinsi memiliki potensi maritim dengan pantai sepanjan 1.300 KM yang terdiri dari 545 KM di pantai Timur dan 345 KM di Pantai Barat serta 350 KM di Pulau-pulau Nias dan Nias Selatan.

"Kita membantu penuh panitia FRI agar pelaksanaan kegiatan akbar ini nantinya berjalan dengan lancar dan sukses serta mampu menghasilkan keputusan yang dapat memberi pengaruh bagi kehidupan dan kesejahteraan rakyat," harapnya.
 
Dalam kesempatan itu, Gubernur dan Rektor USU menyematkan ulos kepada Menko Bidang Kemaritiman dan Menteri PPN/Kepala BAPPEMAS RI serta penyerahan plakat. Usai dibuka dilanjutkan dengan Diskusi dengan pembicara inti Menteri PPN/Kepala BAPPENAS Dr. Drs. Andrinof Achir Chaniago, M.Si.

Sebelumnya, Jumat Malam (23/1) ditempat yang sama digelar jamuan makan malan dalam rangka Konvensi Kampus ke-XI dan temu Tahunan ke-XVII Forum Rektor Indonesia.

Gatot dalam sambutannya menaruh harapan besar kepada Forum Rektor Indonesia (FRI) agar mampu menghasilkan gagasan-gagasan brilian, sehingga hasil rumusan konvensi diharapkan membantu pemerintah dalam menumbuhkan kembali kejayaan Indonesia, sebagai negara maritim terbesar dan terkuat di dunia.

"Disamping itu tentunya diharapkan peran aktif perguruan tinggi dalam konteks kebangsaan, khususnya bidang kelautan dan kemaritiman," katanya.

Dengan tema yang diangkat, lanjut Gatot sangat menarik dan penting karena sangat relevan dengan visi Indonesia ke depan tentang "Poros Maritim" yang dikumandangkan Presiden Joko Widodo.

"Atas nama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, saya mengucapkan terima kasih FRI dilaksanakan di Medan. Semoga merasa nyaman dan senang selama berada di Kota Medan," ucapnya.

Provinsi Sumut, katanya, menjadi indikator keberagaman antarbudaya, antar umat beragama, dan banyak daerah di Indonesia belajar di Sumut mengenai hal dimaksud. "Kami bersyukur dengan itu semua. Dan yang kami ketahui sebuah kawasan akan maju dan berkembang bila masyarakatnya heterogenitas. Untuk itu dengan posisi Sumut saat ini, kami bermimpi Sumut menjadi provinsi berdaya saing, maju dan sejahtera," harapnya.

Motivator Indonesia yang juga tokoh pembangunan karakter, Ary Ginanjar Agustian, dalam sambutannya menyampaikan ceramah tentang revolusi mental. Menurut dia, ada dua cara dalam menciptakan revolusi mental. Yakni evolusioner dan revolusioner.

"Cara yang evolusioner adalah dengan membangun sistem, diperkuat dengan kepemimpinan. Baik menyangkut hukum dan aturan. Di mana pemimpinlah yang mengatur sistem itu. Namun hal itu membutuhkan waktu yang sangat banyak," katanya.

Artinya lanjut Ary, evolusioner tak bisa lepas dari tiga hal, yaitu karakter, sistem dan leadership (kepemimpinan). "Sistem bisa jalan kalau dijalankan oleh orang-orang yang berkarakter. Sebab sebagus apapun sistem jika karakter orangnya tidak terbentuk, maka sistem itu akan mudah diterobos. Kemudian leader harus bisa menjadi contoh. Rule models seperti nilai keberanian, kejujuran, persatuan dan kedamaian," jelas pendiri ESQ Business School tersebut.

Sedangkan revolusioner menurutnya sesuatu yang lahir dari karakter, sistem dan rule models yang sebelumnya telah dibangun. "Karakter yang menjadi puncaknya, yaitu nilai yang dipegang teguh. Seperti orang Jepang, dia memiliki karakter, yakni integritas," katanya.

Sebelumnya, Rektor USU Syahril Pasaribu yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia menyambut baik kehadiran para rektor se-Indonesia di Kampus USU. Dia merasa senang bahwa FRI tahun ini digelar di USU. "Suatu kebanggaan bagi USU bisa dipercaya sebagai tuan rumah untuk FRI 2015," katanya.

Ditambahkannya, Forum Rektor Indonesia ini merupakan kumpulan bagi seluruh rektor di Indonesia yang memiliki agenda untuk memberikan wawasan dan pemikiran intelektual yang baik, bersifat kritis dan kelaboratif sehingga menghasilkan kontribusi positif untuk mengembangkan bangsa melalui pendekatan ekonomi, hukum dan lingkungan kemaritiman sehingga mampu menegakkan kedaulatan negara sebagai poros maritim dunia.

"Pertemuan ini diperkiraan akan dihadiri lebih kurang 1000 perguruan tinggi negeri dan swasta yang tentu saja merupakan kerja besar civitas akademika USU," katanya.

(Humas Pemprovsu)-(Er)