Artikel

06APR2015

Gubsu Minta Optimalisasi Daerah Irigasi

Padang Lawas Utara, 3/4 - Gubenur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho menginstruksikan pihak terkait melakukan optimalisasi Daerah Irigasi Batang Ilung seluas 4.194 ha di Kabupaten Padang Lawas Utara. Optimalisasi itu menurutnya harus segera dilakukan untuk mendukung pencapaian swasembada pangan.

Dalam kunjungan kerja ke Bendungan Batang Ilung di Desa Sibagasi Kecamatan Padang Bola, Jumat (3/4) petang, Gubsu mendapati sudah berkurangnya kemampuan Daerah irigasi Batang Ilung mengairi persawahan. Diantaranya akibat pengambilan air secara tidak merata dan pencurian air yang tidak terkendali.                                                        

“Saya minta segera lakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi persoalan yang terjadi agar Daerah Irigasi Batang Ilung ini dapat lebih optimal mengairi persawahan,” ujar Gubsu kepada para pejabat yang hadir diantaranya Wakil Bupati Paluta Riskon Hasibuan, Kepala Dinas Pertanian Paluta, Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa III Amat Purba. Hadir jua Kepala DInas Pengelolaan Sumber Daya Air Dinsyah Sitompul, Kepala DInas Pertania M Roem, Kepala Badan Ketahanan Pangan Suyono, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Zonny Waldi dan sebagainya.

Gubsu meminta segera dilakukan Rapat Koordinasi yang melibatkan stakeholder terkait di level Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Paluta serta Dandim. “Daerah irigasi ini sangat menentukan tingkat produksi padi Sumatera Utara. Ini bagian dari upaya kita mendukung pencapaian target nasional swasembada pangan,” tegas Gubsu. Kemudian disepakati Rapat Koordinasi akan dilakukan pekan depan dengan melibatkan stakeholder terkait bertempat di asrama Kodim Paluta.

Gubsu yang baru saja melakukan penanaman padi perdana di Kecamatan Padang Bolak ini tampak tidak mengenakan alas kaki saat mengitari bangunan bendungan. Bendungan yang berjarak sekitar 345 km dari ibu Kota Sumut ini mulai dibangun pada tahun 1983 dengan dana LOAN ADB dan APBN serta selesai pada tahun 1991/1992. Daerah Irigasi Batang Ilung merupakan daerah dataran yang memanjang di sebelah kiri dan kanan sungai Batang Pane yang berada sekitar 90 m dari permukaan laut.

Setelah pelaksanaan konstruksi selesai pada tahun 1992 dan jaringannya telah diperasikan sehingga terlaksana pola tanam dan musim tanam serentaj seluas 4.194 ha. Namun sejak tahun 2006 hingga kini musim tanam tidak lagi bisa dilaksanakan secara serempak karena kemampuan jaringan irigasi mengairi areal sawah sudah berkurang karena kerusakan jaringan irigasi.

Menurut Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa III Amat Purba kerusakan jaringan irigasi disebabkan berbagai hal, diantaranya tingginya sedimentasi pada hulu bendungan yang juga menyebabkan tingginya sedimentasi pada saluran induk dan saluran sekunder. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan fungsi jaringan pada saluran induk dan saluran sekunder serta tersier. Hal lain yang menjadi persoalan adalah pengambilan air ke areal persawahan secara liar dan tidak merata serta adanya aktivitas pencurian air yang tidak terkendali. Disamping itu organisasi perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) kurang berkembang.

Gubsu meminta Dinas Pertanian dan Badan Koordinasi Penyuluh melakukan pembinaan dan pendampingan agar Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) lebih terbedayakan. Selain itu ia juga meminta Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara sebagai pengelola Bendungan dan Jaringan irigasi merehabilitasi jaringan irigasi.

“Tentunya masyarakat harus mengambil peran, tidak mengambil air secara liar yang dapat merusak jaringan irigasi sehingga pengairan dapt terlakasna dengan baik, dan areal persawahan dapat terairi secara kontinu,” imbuh Gubsu.

(Humas Pemprovsu)-(Er)